Wawancara
“Kita terus berproses dengan TEFA”
Pendekatan
pembelajaran teaching factory (Tefa)
yang digulirkan Pusdik KKP sebagai suatu konsep pembelajaran di lingkungan
pendidikan BPSDMKP terus dipantau dan dievaluasi pelaksanaannya. SUPM Tegal
yang pada tahun lalu telah mendapatkan guliran dana guna mendirikan 2 buah
gedung dan menyediakan sarana permesinan, tak luput dari upaya untuk melakukan
evaluasi dan pemantau efektifitasnya. Sudahkah Tefa ini berjalan dengan baik?
Berikut wawancara siswa yang tergabung dalam Tim Majalah Dinding “Jaring” SUPM
Tegal dengan Kepala SUPM Tegal, Anasri, S.Pi, M.Si.
Bagaimana kegiatan pembelajaran Tefa di SUPM Tegal, Pak?
Dalam
rangka mendukung praktek siswa,
kita lengkapi dengan sarana dan prasarana untuk setiap
program keahlian. Untuk
tahun 2014 ini yang sudah siap sarana dan prasarananya itu khususnya untuk program keahlian Budidaya, Pengolahan, dan Mesin atau TPL. Teaching
factory itu siswa siswi bisa praktek seperti sebagaimana
praktek di industri.
Pendekatannya
ke produksi. Kita
lihat contohnya di tefa pengolahan,
itu disana diproduksi surimi ikan.
Di pengolahan itu ikan
diolah dipisahkan antara daging dengan kulit kemudian
kepala dengan badan ikan sehingga tinggal dagingnya murni lalu di-packing menjadi bahan baku produk
buat bikin bakso.
Kemudian tulang, kulit dan kepala ikan bisa
dimanfaatkan sehingga tidak ada yang mubazir. Jadi
sambil praktek siswa
juga memproduksi yang namanya surimi. Yang
dikatakan teaching factory itu belajar
sebagaimana wujud
kegiatan di industri
yang sesungguhnya.
Bagaimana Tefa di Budidaya, Pak?
Untuk
yang TBP, itu khususnya teaching factory
tentang pembuatan pakan ikan atau pellet.
Tahun 2013 kemarin sudah disiapkan mesin untuk
pembuatan pellet, mulai
dari pengolahan bahan baku sampai pengolahan menjadi bahan pelet, sampai
pencetakan dan pengeringan pelet.
Tapi sekarang belum operasional sarana teaching
factory pembuatan pakan itu ke tempat yang lebih layak karena tempat yang
sekarang itu bukan tempat untuk mesin pakan. Itu kan kantor. Asrama
sebenarnya itu. Pakai
AC masak membuat pakan.
Debunya banyak.
Itu kita akan dipindahkan ke belakang. Sekarang
sudah kita siapkan. Setelah
dipindahkan baru mau memproduksi.
Apa produksinya? Pakan
ikan dan pakan udang.
Bagaimana kalau Tefa di bidang
mesin, Pak?
Di sini itu untuk
program mesin atau TPL khususnya,
itu menerima jasa. Yaitu
mengerjakan beberapa
barang yang berbahan baku besi; plat
dan pipa.
Produksi itu bisa berupa
tralis,
bisa menjadi pagar , menjadi baut kapal,
dan sebagainya. Nanti ke depanya bisa bikin baling-baling kapal , aspor peller dan lain sebagainya. Itu yang
diharapkan dari tefa TPL.
Kalau Tefa di program keahlian
Nautika, apa juga sudah berjalan, Pak?
Tefa nautika di NPL
ini yang menjadi tanda Tanya.
NPL
itu kan Nautika Perikanan Laut
tefanya nanti insya Allah
tahun ini akan diupayakan perencanaan pengadaan satu unit kapal. Kalau
nanti kapal satu unit itu selesai, bisa kita lakukan operasi menangkap ikan di
laut sehingga kalau siswa
menangkap ikan dapatlah produksinya ikan yang bisa dijual. Dengan demikian, kalau
sekiranya nanti semua program keahlian telah dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang memadai dan mampu berproduksi itulah sesungguhnya yang dikatakan
tefa atau teaching factory.
Apakah
pembelajaran tefa ini sudah sesuai dengan dunia kerja?
Arahnya memang begitu. Sesuai atau tidak sesuainya
dengan dunia kerja itu
suatu proses yang terus berkembang kan? Di luar
sana siswa PKL,
siswa praktek di industri
waktunya terbatas. Sekarang
kita wujudkan sesungguhnya industry itu bisa kita bikin di dalam sekolah. Contohnya
memproduksi surimi, seperti di Muara
Baru
atau di Muncar Jawa
Timur,
itu memproduksi ikan surimi. Kita juga
bisa nanti kalau personal dan
mesin pakan jadi pellet sudah siap, itu
berkarung-karung pellet
kita produksi. Tefa mesin nanti akan memproduksi baling-baling kapal ada knalpot
kapal, aspor peller, baut, mesin
jangkar kapal. Kalau
itu terjadi bisa persis sama dengan industry di luar. Sekarang
ini dalam tahap menata
supaya nanti siswa
SUPM tamat dari sini kompetesinya terpenuhi dan mampu
beradaptasi di dunia industri dan
usaha.
Apa
kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran tefa?
Kelebihanya
itu sudah barang tentu kompetesi
siswa itu didapat sebagaimana sesungguhnya di dunia usaha
dan industri. Kemudian
waktu untuk prakteknya lebih panjang.
Waktu PKL
kan lebih terbatas.
Kita PKL
di Papua,
Ambon
3 bulan 4 bulan,
sudah selesai.
Kalau di tefa bisa sepanjang waktu. Cuma
digilir waktunya sesuai jadwal.
Kekuranganya
apa? Otomatis dengan adanya sarana tefa ini yang cukup banyak. Itu
memerlukan biaya yang juga cukup besar.
Tapi biaya itu tidak bisa diragukan tidak pernah biaya
itu dibebankan kepada orang tua siswa,
tapi dianggarkan oleh anggaran pemerintah atau pusat. Sekarang
mesin yang milyar-milyar itu dari pusat.
Sekarang kita
akan adakan kapal lagi seharga
2 milyar lebih,
itu dari pusat.
Coba kalau dibebankan kepada orang tua siswa berapa
bayarnya per siswa?
Di samping itu, kita upayakan pula peningkatan kompetensi
guru. Kita akan
terus berproses dengan tefa, agar konsep tefa dapat semakin baik dan dapat
mengatasi kesenjangan keterampilan siswa dengan tuntutan dunia industri usaha
dan usaha.
No comments:
Post a Comment